LOGO ATAU LAMBANG KOTA PEKALONGAN
Logo atau lambang Kota Pekalongan secara formal disahkan semenjak tanggal 29 Januari
1957 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Peralihan Kota Besar
Pekalongan, yang kemudian diperkuat dengan Tambahan Lembaran Daerah Swantantra
Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958 seri B No. 11 dan juga telah mendapatkan
persetujuan dari Penguasa Perang Daerah Teritorium IV dengan Surat Keputusan tanggal 18
Nopember 1958, Nomor KPTS-PPD/00351/11/1958. Peraturan Daerah ini kemudian juga
mendapatkan pengesahan dari Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan tanggal 4 September
1959, No. Des. 9/52/20.
Lambang Daerah yang disahkan tersebut di antaranya asal-usul nama Pekalongan berpijak
kepada asal kata 'A-PEK-ALONGAN' yang berarti sejarah pertumbuhannya Kota Pekalongan
karena tempat penangkapan ikan laut.
Secara garis besar, logo atau lambang Kota Pekalongan terdiri dari:
1. Bagian kesatu, Berdasar kuning emas muda sebagai lambang sejahtera berisi lukisan
“canting” memperlambang “Kota Batik”. Canting berwarna merah sebagai lambang hidup dan
tangkainya berwarna hijau daun padi yang sedang tumbuh sebagai lambang kesejahteraan.
2. Bagian kedua, bermotif batik “ Jlamprang” memperlambang seni batik.
3. Bagian ketiga, berdasar biru menggambarkan laut berisi 3 ( trias politica ) ikan berwarna putih
perak di dalam jaring berwarna hitam yang berarti sejarah pertumbuhan asal mulanya Kota
Pekalongan tumbuh karena tempat penangkapan ikan laut ( A- Pek- ALONG- AN).
4. Bagian keempat, perisai bertajuk lukisan benteng sebagai lambang Kota dengan 5 (Pancasila)
menara, satu diantaranya yang ditengah merupakan pintu gerbang dan sedikit
lebih tinggi dari yang lain, menggambarkan adanya 1 sila yang menonjol, yakni 'Ketuhanan
Yang Maha Esa'. Yang berarti penduduknya beribadah “. Benteng berwarna hitam bata
lambang kekuatan.
Secara ringkas, keterangan gambar yang terdapat dalam Logo Kota Pekalongan adalah
sebagai berikut:
1. PERISAI : Dasar bentuknya adalah dua tameng (perisai) bulat ialah bentuk tameng Jawa asli.
2. BETENG: Daerah Kota Pekalongan dilambangkan dengan beteng Mataram, sebab Kota timbul
3. IKAN DI DALAM JARING : Lambang Kota yang asal mulanya tumbuh, karena tempat
penangkapan ikan laut (A-PEK-ALONG-AN). Warna ikan putih = Perak, yang menggambarkan
hasil yang berfaedah. Jaring berwarna hitam.
4. DASAR IKAN DAN JARING ; Warna Bitu, yang berarti samudera yang makmur.
5. CANTING : Lambang Kota Batik. Warna Canting ; Merah melambangkan perdagangan batik
yang hidup.
6. DASAR CANTING KUNING: Warna padi lambang kesejahteraan.
7. TANGKAI CANTING : Motif batik Jlamprang berwarna hijau daun padi yang sedang tumbuh
yang melambangkan senantiasa tumbuh ke arah kesejahteraan.
Sumber :
|
WILAYAH
Kota Pekalongan, adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Batang di timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah selatan dan barat. Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Barat, Pekalongan Utara, Pekalongan Timur, dan Pekalongan Selatan.
Kota ini terletak di jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat Semarang, atau 384 sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal mendapat julukan kota batik, karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga.
Makanan khas Pekalongan adalah adalah megono, yakni irisan nangka dicampur dengan sambal bumbu kelapa. Makanan ini umumnya dihidangkan saat masih panas dan dicampur dengan petai dan ikan bakar sebagai menu tambahan.
Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya karena mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa yang memecahkan rekor MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung.
Geografis
Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42”–6º55’44” LS dan 109º37’55”–109º42’19” BT. Ber- dasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00 – 518,00 Km membujur dan 517,75 – 526,75 Km melintang. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai ± 9 Km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai ± 7 Km. Batas wilayah administrasi Kota Pekalongan yaitu:
- Sebelah Utara = Laut Jawa
- Sebelah Selatan = Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang
- Sebelah Barat = Kabupaten Pekalongan
- Sebelah Timur = Kabupaten Batang
Kota Pekalongan terbagi atas 4 (empat) Kecamatan yang terbagi lagi menjadi 47 kelurahan dengan luas ke-seluruhan mencapai 45,25 Km² atau sekitar 0,14 % dari luas wilayah Jawa Tengah.
1. Pekalongan Barat
1. Pekalongan Barat
Kantor Kecamatan Pekalongan Barat terletak di Kelurahan Kramat Sari
Kecamatan Pekalongan Barat terdiri atas 13 Kelurahan yaitu:
2. Pekalongan Timur
|
|
Kantor Kecamatan Pekalongan Timur terletak di Kelurahan Poncol
Kecamatan Pekalongan Timur terdiri atas 13 kelurahan, yaitu:
3. Pekalongan Selatan
|
|
3. Pekalongan Selatan
Kantor Kecamatan Pekalongan Selatan terletak di Kelurahan Kuripan Kidul.Kecamatan Pekalongan Timur terdiri atas 11 kelurahan, yaitu :
|
|
4. Pekalongan Utara
Kantor Kecamatan Pekalongan Utara terletak di Kelurahan Panjang Wetan.
Wilayah Kecamatan Pekalongan Utara adalah wilayah pesisir pantai utara (laut Jawa), sehingga sebagian wilayahnya yang berdekatan dengan pantai seringkali mengalami Rob (air laut pasang). Wilayah yang sering mengalami bencana rob antara lain; Kelurahan Panjang Wetan, Panjang Baru, Kandang Panjang, Krapyak Lor.
Selain bencana rob, di Kecamatan Pekalongan Utara terdapat satu kelurahan yang hampir setiap tahun tergenang banjir yaitu Kelurahan Pabean. Hal ini karena kondisi tanahnya lebih rendah dibanding dengan daratan disekitarnya.
Semula kecamatan ini terdiri atas 9 kelurahan yaitu Panjang Wetan, Kandang Panjang, Kraton Lor, Dukuh, Bandengan, Pabean, Krapyak Lor, Krapyak Kidul, dan Degayu. Namun semenjak 22 Januari 2008, kelurahan Panjang Wetan dimekarkan menjadi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Panjang Wetan dan Kelurahan Panjang Baru.
Desa/kelurahan tersebut selengkapnya adalah:
|
|